Tuesday 7 April 2009

Analisis Posisi Operator Telepon Seluler System Prabayar dalam Perang Tarif Berdasarkan Persepsi Pelanggan

PROPOSAL

Topik: Perang Tarif Telepon Selular Sistem Prabayar

Judul: Analisis Posisi Operator Telepon Seluler System Prabayar dalam Perang Tarif Berdasarkan Persepsi Pelanggan

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin “communis” yang berarti “sama”. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama.

Berbicara tentang definisi komunikasi, tak ada definisi yang benar ataupun salah. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, seperti: “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, seperti: “Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih”.

Jika berbicara mengenai definisi sempit komunikasi, maka telepon seluler menjadi salah satu media elektronik yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dalam cara berfikir industri, informasi pertama-tama dianggap sebagai barang dagangan. Ciri komersial ini menjadi lebih penting daripada misi utama komunikasi sendiri.

Seiiring berjalannya waktu, pentingnya komunikasi bagi masyarakat global seperti sekarang ini menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan telepon seluler dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dapat kita lihat sekarang, mulai dari anak-anak hingga dewasa sudah menggunakan telepon seluler. Maka tak salah jika telepon seluler tidak hanya dijadikan alat telekomunikasi saja, tetapi juga sudah menjadi gaya hidup.

Seperti yang kita ketahui, fenomena perang tarif operator telepon seluler system prabayar sedang hangat-hangatnya pada saat ini. Hampir semua operator telepon seluler system prabayar yang telah ada sejak lama berlomba-lomba menurunkan tarif telekomunikasi untuk berebut pangsa pasar, sementara banyaknya bermunculan operator telepon seluler system prabayar baru ikut meramaikan jagat pertelekomunikasian Indonesia seakan tak mau ketinggalan.

Dengan bermunculannya operator-operator telepon seluler system prabayar yang baru mengindikasikan bahwa operator telepon seluler menghadapi persaingan yang berarti. Sehingga konsekuensi yang harus dihadapi adalah bagaimana memenangkan persaingan dan berupaya meningkatkan jumlah pelanggan. Cara untuk melihat posisi persaingan adalah dengan mengetahui tanggapan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.

Peneliti mengambil topik perang tarif di antara sesama operator telepon seluler system prabayar karena topik ini sedang hangat terjadi di masyarakat dan sangat melekat dalam kehidupan sehari-hari. Operator telepon seluler system prabayar yang akan dianalisis adalah operator telepon seluler system prabayar jenis GSM, yaitu: IM3, Mentari, XL Bebas, Simpati, Kartu As, dan 3.

Dengan demikian penelitian ini perlu dilaksanakan untuk mengetahui apa operator seluler system prabayar yang memenangkan persaingan perang tarif berdasarkan persepsi konsumen. Penelitian ini tentulah diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perkembangan sosial masyarakat, terutama dalam bidang komunikasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana posisi operator telepon seluler system prabayar dalam perang tarif berdasarkan persepsi para pelanggan?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang muncul dalam rumusan masalah, sehingga dapat dihasilkan kesimpulan yang sahih dan saran yang baik bagi pembaca untuk dapat mengetahui posisi operator telepon seluler system prabayar dalam perang tarif yang dilakukan berdasarkan persepsi dari para pengguna telepon seluler, seperti:

a. Menganalisis posisi operator telepon seluler sistem prabayar berdasarkan persepsi konsumen.

b. Apa tanggapan masyarakat terhadap fenomena perang tarif telepon seluler system prabayar?

c. Apakah iklan-iklan tentang tarif operator telepon seluler system prabayar murah mempengaruhi peningkatan konsumsi mayarakat terhadap penggunaan operator telepon seluler system prabayar tertentu?

d. Apakah masyarakat merasa terbohongi dengan adanya iklan yang berlebihan tentang tarif operator seluler system prabayar tersebut?

e. Apa operator telepon seluler system prabayar yang paling diminati masyarakat?

f. Mengapa operator telepon seluler system prabayar tersebut yang paling banyak diminati?

g. Apa dampak yang dirasakan pelanggan dengan adanya perang tarif yang dilakukan oleh operator telepon seluler system prabayar?

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat akademis

- untuk mengembangkan cara berfikir secara sistematis.

- untuk meningkatkan keterampilan dalam studi research di bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat praktis

- memberi masukan kepada para operator telepon seluler agar tidak menjanjikan hal-hal yang terlalu berlebihan kepada para pelanggan.

- memberi pengertian kepada semua pengguna telepon seluler system prabayar agar tidak terjebak dengan banyaknya iklan yang menjanjikan tarif telepon murah.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari 5 bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah yang menjelaskan tentang mengapa posisi operator telepon seluler system prabayar dalam perang tarif menarik perlu diteliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Di dalam bab II akan dibahas mengenai landasan teori, yaitu teori yang penulis ambil berdasarkan buku-buku atau teori-teori terdahulu yang dipakai di dalam mengadakan penelitian ini.

Di dalam bab III, yaitu Metodologi berisi tentang metode penelitian yang digunakan peneliti, populasi dan sampel yang dipakai, jenis data yang digunakan, dan waktu dan lokasi penelitian.

Sementara di dalam bab IV akan berisi mengenai analisa data yang akan dilakukan oleh peneliti dengan mengukur variabel-variabel yang ada dengan alat ukur tertentu.

Terakhir adalah bab V yang berisi kesimpulan dan saran yang diberikan peneliti agar dapat bermanfaat bagi pembaca sehingga dapat memberikan kontribusi bagi kehidupan masyarakat, tertama dalam bidang komunikasi sendiri.


BAB II Landasan Teori

Definisi Konsep

Arti menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

Posisi: 1. letak: kedudukan (orang, barang).

2. jabatan; pangkat (dl jabatan) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003: 890).

Operator: orang yang bertugas menjaga, melayani, dan menjalankan suatu peralatan, mesin, telepon, radio, dsb. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:800).

Telepon: 1. pesawat dengan listrik dan kawat, untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan tempatnya; pesawat telepon.

2. percakapan yang disampaikan dengan pesawat telepon.

Telepon seluler: telpon mandiri yang menggunakan baterai, tanpa kabel, dan menerima suara melalui sinyal. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1162).

Perang: 1. permusuhan antara dua negara (bangsa, agama, suku, dsb.)

2. pertempuran besar bersenjata antara dua pasukan atau lebih (tentara, laskar, pemberontak, dsb.)

3. perkelahian, konflik.

4. cara mengungkapkan permusuhan. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:854).

Tarif: 1. harga satuan jasa.

2. aturan pungutan.

3. daftar bea masuk. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:1144).

Persepsi: 1. tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu; serapan.

2. proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:863).

Langgan: berjual beli secara tetap.

Pelanggan: orang yang membeli (menggunakan, dsb) barang (surat kabar, dsb) secara tetap. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2003:634).

Dalam penelitian ini konsumen diminta mempersepsikan operator telepon seluler sistem prabayar. Dasar yang digunakan untuk mempersepsikan operator telepon seluler adalah persepsi konsumen sendiri terhadap kesamaan masing-masing perbandingan opertor telepon seluler serta preferensi responden terhadap atribut masing-masing operator ponsel yang dipersepsikannya.

Kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana posisi masing-masing operator telepon seluler diantara pesaing-pesaingnya. Selain itu juga dilakukan pengelompokan operator telepon seluler sistem prabayar sehingga akan diketahui bagaimana posisi dalam tiap kelompoknya.

Persaingan antar operator telepon seluler system prabayar ini jelas terlohat dari iklan-iklan di media yang mereka lakukan. Secara kasatmata kita melihat bahwa perang tarif tercermin dari tajamnya materi iklan seakan berlomba untuk menjadi termurah. Yang luput dari perhatian adalah selain bahwa tarif murah hanya berlaku untuk panggilan sesama operator (dengan kondisi tertentu) juga hanya bersifat sementara waktu alias masa promosi. Ini berarti sewaktu-waktu para operator dapat menaikkan kembali tarif ke tingkat yang lebih menguntungkan. Konsumen juga bisa tertipu bila tak memperhatikan "syarat dan ketentuan berlaku".

Pada intinya, operator telepon seluler merupakan produk jasa yang memberikan layanan dan fasilitas bagi pengguna ponsel untuk dapat berkomunikasi. Sesuai perkembangan teknologi dewasa ini fasilitas dari operator ponsel dapat berupa SMS, layanan jasa perbankan, akses internet dan lain sebagainya. Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, telepon seluler sudah tidak dinilai sebagai barang yang eksklusif. (Thomson, 1999) Ini artinya konsumen memakai telepon seluler tidak hanya untuk memenuhi gaya hidup atau mengejar prestise, namun sebagai alat komunikasi yang benar-benar dianggap penting dan dibutuhkan..

Pada sisi lain, pelanggan berhak menikmati kualitas jasa telekomunikasi yang wajar dengan tarif yang wajar. Ini berarti bahwa pelanggan berhak menikmati tarif yang murah tanpa mengorbankan kualitas jasa. Misalnya, karena tarif yang sangat murah mengakibatkan peningkatan volume percakapan secara drastis sehingga kapasitas network mencapai puncaknya. Secara teoretis guna menjaga kualitas jaringan, operator telepon seluler harus mempunyai utilisasi kapasitas tidak lebih dari 80 persen. Jika utilisasi jaringan mendekati 100 persen, bisa timbul masalah seperti terputusnya percakapan secara tiba-tiba. Jika operator telepon seluler tidak melakukan investasi tambahan karena tarif yang terlalu murah, pelanggan juga yang akan dirugikan karena rendahnya kualitas jasa telekomunikasi.

Definisi Operasional

Berdasarkan permasalahan serta tujuan penelitian maka perlu dijelaskan beberapa definisi operasional variabel:

1. Positioning adalah suatu posisi yang berbeda dalam benak konsumen antara operator telepon seluler yang bersaing berdasarkan persepsi konsumen.

2. Persepsi adalah penilaian konsumen mengenai tingkat kesamaan dan ketidaksamaan atribut determinan yang ditawarkan operator telepon seluler system prabayar yang menjadi obyek dalam penelitian. Penilaian konsumen ini dinyatakan dalam lima pernyataan yaitu operator telepon seluler sistem prabayar yang diperbandingkan sangat sama, memiliki banyak kesamaan, memiliki kesamaan dan ketidaksamaan yang seimbang, memiliki banyak perbedaan dan sangat berbeda.

3. Pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa operator telepon seluler sistem prabayar.

4. Atribut determinan adalah atribut atau sesuatu yang menyertai produk yang membedakan operator ponsel satu dengan lainnya. Atribut-atribut determinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan oleh operator ponsel kepada pelanggannya sebagai pertimbangan untuk mengkonsumsinya. Indikatornya adalah

1) Layanan Short Message Service (SMS) adalah fasilitas pengiriman pesan secara tertulis.

2) Masa aktif adalah waktu dimana pelanggan dapat mengirim dan menerima telepon.

3) Masa tenggang adalah waktu dimana pelanggan hanya dapat menerima panggilan telepon tanpa bisa menelpon atau mengirim.

4) Jangkauan wilayah adalah daya jangkauan atau kemampuan menerima dan mengirim ditiap-tiap wilayah

b. Harga adalah besarnya nilai yang harus dikeluarkan konsumen untuk membeli produk beserta persyaratannya seperti :

1) Harga kartu perdana adalah harga nomor ponsel yang baru.

2) Biaya percakapan ke sesama operator adalah biaya pulsa yang dikenakan bagi pelanggan bia melakukan panggilan ke sesama operator.

3) Biaya percakapan ke sesama operator adalah biaya pulsa yang dikenakan bagi pelanggan bia melakukan panggilan ke sesama operator.

4) Biaya SMS ke sesama operator adalah biaya pulsa untuk pengiriman SMS ke sesama operator.

5) Biaya SMS ke sesama operator adalah biaya pulsa untuk pengiriman SMS ke sesama operator.

6) Harga voucher minimal adalah harga pulsa terkecil yang ditawarkan.

c. Promosi adalah informasi yang dipublikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan operator ponsel dan fasilitas yang ditawarkan guna merangsang konsumen untuk membeli jasanya, meliputi :

1) Pameran adalah kegiatan promosi melalui sarana stand-stand di pameran.

2) Iklan TV adalah kegiatan promosi yang dilakukan melalui media TV.

3) Iklan Radio adalah kegiatan promosi yang dilakukan melalui media radio.

4) Iklan Media Cetak adalah kegiatan promosi yang dilakukan melalui majalah dan koran.

5) Brosur adalah kegiatan promosi yang dilakukan dengan membagi-bagikan brosur.

6) Komunikasi dari mulut ke mulut.

d. Proses adalah tahapan kegiatan yang dilakukan dalam upaya memberikan pelayanan kepada pelanggan antara lain :

1) Cara pengisian pulsa adalah layanan kemudahan bagi pelanggan dalam pengisian pulsa.

2) Informasi pulsa adalah layanan yang diberikan bagi pelanggan guna memperoleh informasi jumlah pulsa yang ada.

3) Informasi penting lainnya baik berupa promosi layanan maupun himbauan.

e. Personal Traits adalah personal atau orang yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan pelayanan fasilitas operator ponsel:

1) Keramahan dalam pelayanan pemberian informasi.

2) Ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan.

3) Layanan Call Center adalah layanan yang diberikan oleh perusahaan operator ponsel dalam membantu pelanggan selama 24 jam melalui telepon.


BAB III Metodologi

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuantatif, yaitu metode yang berdasarkan pada data yang berbentuk angka.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah semua unit yang menjadi objek penelitian, sedangkan sampel adalah sebagian dari anggota populasi. Populasi dipilih dengan menggunakan metode nonprobability sampling dan teknik pengambilan sampel digunakan sampling kuota.

Nonprobability sampling adalah pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel dalam penelitian. Pada penelitian ini pelanggan operator telepon seluler yang dijadikan responden adalah yang menggunakan sistem prabayar. Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel digunakan sampling kuota.

Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang memiliki cirri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Pada penelitian ini responden yang diambil disesuaikan dengan kriteria yang diperlukan yaitu pelanggan operator ponsel prabayar di London School of Public Relations – Jakarta yang menggunakan salah satu operator telepon seluler system prabayar jenis GSM.

3.3 Jenis Data

Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu: data primer dan data sekunder. Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan kedua data tersebut.

Data primer akan diperoleh melalui kuisioner yang akan dibagikan kepada responden. Kuesioner tersebut antara lain berupa profil responden, mengapa fenomena perang tarif telepon seluler system prabayar kian menjamur di masyarakat sekarang ini, bagaimana reaksi masyarakat pengguna telepon seluler system prabayar terhadap fenomena perang tarif, apa operator telepon selular system prabayar yang paling banyak digemari masyarakat dan mengapa, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap beberapa operator telepon seluler system prabayar tertentu.

Sedangakan data sekunder akan diperoleh melalui buku-buku yang ada mengenai permasalahan yang akan diteliti, majalah, atau brosur-brosur operator telepon seluler system prabayar sehingga didapat data-data yang relevan dengan penelitian ini.

3.4 Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu dan lokasi penelitian yang akan peneliti ambil dalam mengerjakan penelitian ini adalah 2-6 Juni 2008 di London School of Public Relations – Jakarta.

Daftar Pustaka

Haryatmoko, Dr. 2007. Etika Komunikasi. Jakarta: Kanisius.

Gatra, 24 April 2008, Tarif Boleh Murah, Kualitas Harus Maksimal.

http://kaskus.us/showthread.php?t=795094

http://kompas.com/tekno.php/read/xml/2008/02/19/19461399

http://tv.kompas.com/berita/bisnis/hape_cerdik_siasati_perang_tarif.html

http://www.liputan6.com/news/?id=157936&c_id=4

Jawa Pos, 21 Agustus 2001, Persaingan Operator GSM Makin Seru.

Kompas, 3 Februari 2005, Perang Memanas, Simpati Turun Tarif.

Kompas, 11 Mei 2008, Perang Tarif atau Perang Iklan

Koran Tempo, 5 Oktober 2007, Panasnya Perang Tarif Telepon Seluler.

Mulyana, Deddy, Prof., M.A., Ph.D. 2007. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: Rosda.

Sinar Harapan, 3 Mei 2003, Perang Tarif Operator Selular.

Sinar Harapan, 5 Mei 2008, Pemerintah Tak Keluarkan Izin Operator Seluler Baru.

Thompson, Stephanie, (1999), It’s a Wireless Life, Journal of Marketing Vol : XXXX no : 14 date April 5, USA.

Trust, 11 Mei 2008, Ketika Tarif Semakin Miring.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home