Friday 13 March 2009

MENYUMBANG ATAU TIDAK, IDUL ADHA MENJADI BERKAH SEMUA ORANG

Sejak pukul 09.00 WIB, pelataran parkir Masjid Baitul Makmur telah dipenuhi anak-anak. Bau hewan kurban tidak menghalangi mereka untuk meramaikan hari raya Idul Adha yang jatuh pada hari Kamis (20/12).

Seolah menyaksikn pertunjukan layar tancap, pemotongan hewan kurban selalu menarik perhatian orang-orang di sekitar tempat pemotongan, terutama anak-anak setiap tahunnya. Meskipun belum mampu menyumbang, sebagian warga di sekitar Taman Kamboja, Rawamangun, Jakarta Timur tetap ikut gembira menyambut Hari Raya Idul Adha.

Sementara para orang dewasa melaksanakan sholat Idul Adha di Masjid dekat tempat tinggal mereka, lain halnya dengan para anak-anak. Pagi-pagi sekali anak-anak sudah berkerumun bersama teman-teman sepermainannya di sekitar tempat pemotongan untuk menunggu hewan kurban yang akan dikurbankan dipotong.

Hari raya Idul Adha yang diperingati oleh umat Muslim biasa dimaraki dengan ritual pemotongan hewan kurban yang menjadi tanda kepasrahan Nabi Ibrahim yang total kepada Tuhan. Hal tersebut juga mempunyai makna pembebasan manusia dan nilai-nilai kemanusiaan dari kesemena-menaan manusia atas lainnya. Ketika Tuhan mengganti Ismail dengan seekor domba, tersirat pesan yang ingin memaklumkan manusia agar tidak lagi menginjak-injak manusia lain dan harkat kemanusiaannya.

Masjid Baitul Makmur yang terletak di daerah Taman Kamboja, Rawamangun, Jakarta Timur memiliki hewan kurban hasil sumbangan para warga berjumlah 48 ekor, yang terdiri dari 3 ekor sapi dan 45 ekor kambing. Hewan-hewan kurban tersebut dipagari dan diberi terpal. Di sekeliling pagar telah disediakan dedaunan dan rerumputan sebagai makanan hewan-hewan tersebut.

Hewan-hewan kurban sumbangan warga sekitar telah berada di pelataran parkir Masjid Baitul Makmur sejak beberapa hari sebelumnya. Hewan-hewan tersebut biasa dibeli di UD. Barokah yang terletak di Jl. Pori Raya, Balai Pustaka Baru, Rawamangun. Harga hewan kurban yang dijual ditentukan berdasarkan beratnya. Harga sapi yang beratnya 270-325 kg adalah Rp 6.500.000, sapi yang beratnya 330-380 kg berharga Rp 7.500.00, sapi dengan berat 385-440 kg mencapai Rp 8.500.000, sementara sapi dengan berat 445-495 kg berharga Rp 10.000.000. Harga sapi yang paling mahal adalah sapi dengan berat di atas 500 kg yang mencapai Rp 12.500.000. Begitu pula dengan harga kambing yang berkisar antara Rp 800.000-Rp 1.300.000. Semakin gemuk kambing, maka harganya pun semakin mahal.

Tak hanya gemuk, hewan kurban yang sehat biasanya berhidung basah. Begitu menurut pengakuan Sugiarto (52), pemilik UD. Barokah. Hewan kurban yang telah dibeli dapat dititipkan sampai dengan hari H saat pemotongan dilakukan. UD. Barokah juga memberikan jasa pengiriman yang harganya disesuaikan dengan jarak pengiriman. UD. Barokah juga memberikan sertifikat bagi para pembeli hewan kurban di tempatnya yang menyatakan bahwa hewan tersebut legal dan bebas penyakit, seperti antrax.

Pihak Masjid Baitul Makmur yang bertanggung jawab terhadap pembagian daging kurban telah memiliki daftar keluarga yang kurang mampu dari beberapa RT di sekitarnya. Siang harinya, beberapa orang mendatangi rumah keluarga-keluarga yang kurang mampu tersebut untuk memberikan hasil dari pemotongan hewan kurban tadi.

Seperti biasanya, ada beberapa pengemis yang menunggu jatah daging kurban di depan tempat pembagian daging di Masjid Baitul Makmur. Petugas pun memberikan sekantong daging kurban kepada setiap orang pengemis yang datang. Sisa daging kemudian dibagikan kepada warga yang tinggal di sekitar Masjid.

Tak jauh dari Masjid Baitul Makmur terdapat sebuah keluarga yang merayakan ritual kurban tersebut di rumahnya. Keluarga Toto (43) menyumbang seekor sapi seberat sekitar 500 kg untuk Hari Raya Kurban. Ia memanggil beberapa orang tukang jagal untuk memotong sapi tersebut.

Sekitar pukul 10.00 WIB pemotongan pun dimulai. Sama halnya dengan di Masjid Baitul Makmur, ritual pemotongan sapi di rumah Toto pun menjadi tontonan bagi orang-orang di sekitar rumahnya. Dari mulai anak kecil hingga orang dewasa merasakan kengerian melihat sapi mulai dipotong. Suasana mencekam tidak menghalangi niat mereka untuk menyaksikan pemotongan sapi tersebut.

Setelah diturunkan dari mobil bak terbuka, kaki sapi diikat, kemudain di seret ke dalam garasi rumah Toto untuk dipotong. Setelah membaca Basmallah, Ahmad Fadillah (52) yang berprofesi sebagai tukang jagal tersebut lalu menggorok leher sapi di atas lubang yang telah dibuat di depan garasi rumah Toto. Lubang yang digali sedalam sekitar 50 cm itu dimaksudkan untuk menampung darah yang mengalir dari tubuh si sapi yang telah dipotong. Setelah darah agak habis, sapi kemudian digantung di sebuah pengait besar untuk dikuliti dan dibersihkan.

Ahmad yang memotong sapi kurban keluarga Toto mengaku sudah sering mendapat panggilan untuk memotong sapi setiap tahun. Bayaran yang diperoleh dari memotong seekor sapi tahun ini sekitar Rp 350.000 dan dibagi kepada beberapa orang lain yang ikut membantu.

Daging sapi yang sudah dipotong di kediaman Toto juga dimaksudkan untuk dibagikan kepada warga-warga yang kurang mampu. Setelah dicuci, daging tersebut kemudian dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk sebagian diberikan kepada Masjid dan kemudian akan dibagi-bagikan kepada warga yang kurang mampu. Sebagian kantong-kantong daging yang tidak diberikan ke Masjid lalu dibagikan kepada sanak keluarga, teman-teman,dan para tetangga.

Hari raya Idul Adha yang diperingati setiap tahun layaknya menjadi sebuah bentuk penyerahan diri kita kepada Allah SWT. Meski belum memiliki rejeki berlebih untuk menyumbang hewan kurban, namun Idul Adha selalu menjadi berkah bagi semua orang. Bagi mereka yang belum mampu menyumbang, Hari Raya Idul Adha dapat menjadi suatu berkah dan hiburan tersendiri. Untuk orang yang sudah mampu menyumbang, selain dapat membagi sebagian rejeki yang dimiliki kepada orang lain yang lebih membutuhkan, mereka pun niscaya mendapat kelimpahan pahala di Surga

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home