Friday 13 March 2009

KOMUNIKASI VERBAL DAN NONVERBAL

KOMUNIKASI VERBAL

q Bahasa Digunakan Sebagai Suatu System Symbol

Bahasa dapat dibayangkan sebagai kode atau system symbol yang kita gunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal kita.

q Bahasa Sebagai System Makna:

1. Makna dilihat dari sudut pandang proses

Makna dicipatakan dengan kerjasama antara sumber dan penerima, pembicara dan pendengar, penulis dan pembaca.

2. Implikasi bagi komunikasi antarmanusia

Makna menawarkan sejumlah implikasi pada manusia.

3. Makna ada dalam diri manusia

Makna tidak terletak pada kata-kata, melainkan pada diri manusia.

4. Makna berubah

Kata-kata relatif statis, tetapi makna dari kata-kata terus berubah.

5. Makna membutuhkan acuan

Komunikasi hanya masuk akal jika ia mempunyai kaitan dengan dunia atau lingkungan eksternal.

6. Hati-hati dengan penyingkatan yang berlebihan

Penyingkatan perlu dikaitkan dengan objek, kejadian, dan perilaku dalam dunia nyata.

7. Makna tak terbatas jumlahnya

Jumlah kata dalam suatu bahasa terbatas, tetapi maknanya tidak terbatas.

8. Makna dikomunikasikan hanya sebagian

Makna yang kita peroleh dari suatu kejadian bersifat multaspek dan sangat kompleks, tetapi hanya sebagian makna-makna ini saja yang benar-benar dapat dijelaskan dengan kata-kata.

9. Makna Denotatif dan Konotatif

Denotasi sebuah kata adalah definisi objektif kata tersebut. Konotasi sebuah kata adalah makna subjektif atau emosional dari kata tersebut.

10. Kata-kata geram dan Dengung

Kata-kata geram (snarl words) bersifat sangat negatif. Kata-kata debgung (purr words) bersifat sangat positif.

11. Kesepakatan dan ketidaksepakatan tentang makna Denotatif dan Konotatif

Makna denotatif dari suatu kata bersifat umum dan universal, tetapi makna konotatif suatu kata bersifat sangat pribadi.

q Hambatan-hambatan dalam Interaksi Bahasa dan Verbal

· Polarisasi

Kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan-kata dan menguraikannya dalam bentuk ekstrim.

· Potong kompas (Bypassing)

Pola kesalahan evaluasi di mana orang gagal mengkomunikasikan makna yang mereka maksudkan.

· Kesemuaan (All ness)

Mengacu pada kecenderungan untuk menganggap bahwa orang yang mengetahui hal tertentu pasti menguasai segalanya.

· Evaluasi statis

Terjadi bila kita mengabaikan perubahan dan menganggap bahwa realitas merupakan hal yang statis.

· Indiskriminasi

Terjadi bila kita memusatkan perhatian pada kelompok orang, benda, tau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik dan perlu diamati secara individual.

q Konfirmasi dan Diskonfirmasi

Diskonfirmasi adalah pola komunikasi di mana kita mengabaikan kehadiran seseorang serta apa yang dikomunikasikannya. Konfirmasi adalah pola komunikasi di mana kita tidak saja mengakui kehadiran orang lain melainkan juga memperlihatkan bahwa kita menerima orang itu, menerima oranng itu, menerima pribadi orang itu, dan menerima bentuk hubungan sesuai dengan yang dilihat orang tersebut.

q Bahasa Sebagai Institusi Sosial

Bahasa adalah sebuah institusi social yang dirancang, dimodifikasi, dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kultur dan subkultur yang terus berubah.

q Fungsi-fungsi Subbahasa

Subbahasa digunakan untuk menunjuk pada bahasa khas yang dgunakan kelompok atau subkultur tertentu yang ada di dalam kultur yang lebnih besar dan lebih dominan.

Fungsinya adalah:

1. Memudahkan komunikasi subkultural

2. Berfungsi sebagai sarana identifikasi

3. Menjaga kerahasiaan komunikasi

4. Membuat orang terkesan dan bingung

q Rasisme dan Seksisme Bahasa

Rasisme dan seksisme adalah dua manifestasi prasangka yang menyebabkan problem utama dalam hubungan social. Salah satu contoh rasisme adalah mengejek atau tertawa atas lelucon tentang ras lain. Sedangkan salah satu ci\ontoh seksisme adalah mengejek atau tertawa atas lelcon tentang gender lain.

Bahasa rasis, seksis, dan heteroseksis berfungsi merendahkan dan mengevaluasi secara negatif berbagai kelompok subkultur.

KOMUNIKASI NONVERBAL

Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasiyang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Isyarat nonverbal tidak universal, melainkan terikat oleh budaya.

q Fungsi Komunikasi Nonverbal

1. Untuk menekankan perilaku verbal

2. Untuk melengkapi perilaku verbal

3. Untuk menunjukkan kontradiksi perilaku verbal

4. Untk mengatur perilaku verbal

5. Untuk mengulangi perilaku verbal

6. Untuk menggantikan perilaku verbal

q Gerakan Tubuh

1. Emblem ® perlaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan

2. Illustrator ® perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal.

3. Affect Display ® gerakan-gerakan wajah yang mengandung makna emosional.

4. Regulator ® perilaku nonverbal yang mengatur, memantau, memelihara, dan mengendalikan pembicaraan orang lain.

5. Adaptor ® perilaku nonverbal yang dilakukan secara pribadi atau di muka umum, tetapi tidak terlihat.

q Gerakan Wajah

1. Primary Affect Display ® emosi tunggal yang relatif murni.

2. Ketepatan Enkoding-Dekoding ® memisahkan kemampuan encoder dan kemampuan decoder adalah sulit, jadi, seseorang mungkin saja sangat mahir dalam mengkomunikasikan emosi, tetapi penerimanya mungkin ternyata tidak peka, dan sebaliknya.

3. Ekspresi mikromomentary ® apakah kia dapat benar-benar menyembunyikan emosi atau emosi ini bagaimanapun dapat terungkap tanpa kita sadari.

q Gerakan Mata

1. Mencari umpan balik

2. Menginformasikan pihak lain untuk berbicara

3. Mengisyaratkan sifat hubungan

4. Mengkompensasi bertambahnya jarak fisik

5. Fungsi penghindaran kontak mata

6. Pembesaran pupil mata

q Komunikasi Ruang (Space Communication)

Komunikasi ruang sering dinamai proxemics (Edward T. Hall – 1963).

1. Jarak spasial

- jarak intim ® 15-45 cm

- jarak pribadi ® 45-75 cm

- jarak social ® 120-210 cm

- jarak publik ® 360-450 cm

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi ruang:


- status

- kultur

- konteks

- masalah yang dibahas

- usia dan jenis kelamin

- evaluasi positif dan negatif


q Kewilayahan (Territoriality)

Luas dan lokasi wilayah manusia menandai statusnya. Mahalnya wilayah tertentu membuat hanya mereka yang memiliki banyak uanglah yang mampu memaasukinya.

· Pelanggaran wilayah

Tiga jenis pelanggaran wilayah:

1. penodaan ® penggunaan wilayah orang lain tanpa ijin

2. invasi ® memasuki wilayah orang lain dan mengubah makna dari wilayah tersebut

3. kontaminasi ® mencemari suatu wilayah

· Reaksi terhadap pelanggaran

1. Pertahanan wilayah (turf defence), yaitu: bila kita tidak dapat mentoleransi si penyerbu, kkita mungkin memilih untuk membela wilayah kita dan berusaha menyingkirkan mereka.

2. isolasi, yaitu: mendirikan perintang antara kita dan penyerbu.

3. persekongkolan linguistik, yaitu: menggunakan bahasa yang tidak dikenal oleh pihak luar tersebut.

· Marka (marker)

1. sentral ® benda yang kita tempatkan di suatu wilayah yang kita cadangkan untuk kita.

2. batas (boundary) ®menetapkan batas-batas yang memisahkan wilayah kita dari “wilayah mereka”.

3. takik (earmarker) ® pengidentifikasi yang memperlihatkan kepemilikan atas suatu wilayah atau objek.

q Komunikasi Sentuhan (Touch Communication)

· Makna sentuhan


- Afeksi positif

- mengarahkan / mengendalikan

- ritual

- keterkaitan dengan tugas

- bercanda


· Penghindaran sentuhan

Penghindaran sentuhan berhubungan positif dengan kekhawatiran berkomunikasi. Penghindaran sentuhan juga banyak ditemui pada mereka yang kurang melakukan pengungkapan diri.

· Siapa menyentuh siapa dan di mana

1. Sentuhan dan perbedaan jenis kelamin

Menyentuh dan disentuh sedikit berbeda antara pria dan wanita. Pria menyentuh dan disentuh sama sering dan pada bagian tubuh yang sama seperti wanita. Wanita lebih banyak melakukan sentuhan daripada pria.

2. Sentuhan dan perbedaan kultur

Perbedaan kultur menyebabkan perbedaan interaksi dari anggota-anggotanya dalam perilaku nonverbal, salah satunya adalah sentuhan.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home