Tuesday 7 April 2009

BATIK GO INTERNATIONAL

BATIK GO INTERNATIONAL

Jakarta, 26/10 - Sejak awal 2008, batik kembali menjadi tren. Busana kain batik tak hanya dipakai untuk acara-acara formal saja, namun juga dapat digunakan untuk acara santai. Untuk itulah, batik kini mulai menjelajah dunia internasional.

“Ekspor batik khusus di daerah Jawa Tengah tahun 2007 sebesar US$ 29,3 juta atau naik 20,24 persen dibanding tahun 2006 sebesar US$ 24,4 juta. Nilai tersebut merupakan 36,46 persen dari total ekspor batik Indonesia tahun 2007. Sementara tujuan umum ekspor batik adalah negara AS yang menyerap 64,59 persen dari seluruh ekspor batik dunia. Urutan selanjutnya Jerman 5,39 persen, Inggris 5,20 persen, Belgia 2,75 persen dan Prancis 2,27 persen,” menurut salah seorang pejabat di Departemen Perdagangan (Depdag), Sabtu di Jakarta.

Senada dengan Depdag, Badan Pengembang Ekspor Nasional juga mencatat perkembangan batik di Indonesia meningkat, sehingga tahun 2006 sudah mencapai 48,287 unit dengan menyerap tenaga kerja 792,285 orang dan nilai produksinya mencapai Rp 2,9 triliun. Unit batik itu tersebar di 17 provinsi di Indonesia antara lain Jawa Tengah yang pusatnya di Pekalongan.

Tidak hanya dalam bentuk helaian, batik juga dibuat menjadi pakaian dengan mode terbaru dan mengikuti tren masa kini sehingga anak muda kini sudah berani mengenakan batik sebagai pakaian sehari-hari. "Sekarang masyarakat sudah mencintai kebudayaan dan hasil seni sendiri. Kondisi ini sekaligus menjadi promosi bagi pengrajin batik untuk go internasional," papar Guruh Soekarno Putra.

Ketua I Himpunan Ratna Busana Noes Moelyanto Djojomartono pun memiliki pendapat serupa. Perhimpunan ini bertujuan melestarikan batik dan kain nasional Indonesia. Noes mengatakan, wilayah Indonesia yang luas sesungguhnya menyimpan ragam kekayaan budaya kain nasional yang besar. Jadi jangan sampai batik diakui oleh Negara lain ebagai kekayaan budaya bangsanya. (BLM)

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home